Pondok pesantren merupakan lembaga
pendidikan tertua yang telah dipergunakan oleh bangsa Indonesia selama
berabad-abad dan berhasil bertahan sampai hari ini. Pada masa kerajaan
Islam nusantara, pondok pesantren berdiri di pusat kekuasaan dan pusat
ekonomi rakyat. Keberhasilan ini muncul karena pondok pesantren mampu
melahirkan berbagai fungsi dan manfaat bagi masyarakat dan kehidupan
berbangsa.
Secara garis besar Visi dan Misi pondok
pesantren adalah mencetak ulama yaitu orang yang alim (pintar agama)
Shalih dan terampil. Oleh karena itu spesialisasi ilmu yang diajarkan di
dalamnya adalah ilmu agama (murni) yang bersumber dari al-Quran. Hal
demikian tidak berarti pondok pesantren tidak menyadari akan pentingnya
berbagai disiplin ilmu lain yang notabenenya juga bersumber dari
al-Quran. Karena jauh lebih penting lagi adalah adanya satu kesadaran
bahwa seseorang tidak akan mampu mencapai kemampuan untuk mepelajari
seluruh disiplin secara sempurna. Menyadari akan hal tersebut maka
dirasa lebih penting untuk mematangkan satu disiplin ilmu yang menjadi
bidang tujuan utama yaitu tafaqquh fid-din.
Dalam dunia pondok pesantren telah mengakar kuat satu doktrin ajakan menuntut ilmu sepanjang masaمن المهد الى اللحد dimana saja ولو بالصين juga berbagai disiplin ilmu
من ارادالدنيا فعليه بالعلم ومن اردالاخرة فعليه بالعلم ومن اردهما فعليه بالعلمitulah perintah agama.
Perintah agama untuk menuntut ilmu
tersebut menjadi kekuatan utama masyarakat islam untuk giat menguasai
dan mengembangkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan, bukan saja ilmu
agama namun ilmu pengetahuan umum.
Pada masa-masa awal, pusat pendidikan
agama dimulai dari masjid Nabi hingga pada akhirnya tumbuh berkembang
tempat-tempat lain yang menjadi pusat pendidikan yaitu madrasah. Salah
satu diantaranya adalah madrasah Nidzomiyah yang dibangun oleh syekh
Nidzam al-Mulk di Baghdad pada tahun 1067.
Sejalan dengan perkembangan disamping
ilmu keagamaan, para murid juga belajar berbagai disiplin ilmu yang
lain, karena pada hakekatnya semua ilmu itu adalah bagian dari ilmu
agama sepanjang ilmu tersebut mengarah pada kepentingan dan kemanfaatan
umat serta mengantarkan takut kepada Allah SWT sebagaimana yang
tersinyalir dari ungkapan Al imam Al Ghozali مايهمّ للا مّة فرض كفاية . Dari
sinilah kita bisa melihat betapa prestasi ilmiyah peradaban Islam pada
masa lalu benar-benar mengejutkan dunia telah jauh membuat terobosan
keilmuan, Sains dan Teknologi.
Mungkin kita ingat seorang pakar
Astronom dan Matematika yang bernama imam al-Khawarizmi wafat tahun 850
M, melalui bukunya “Al Jabr wal Muqobalah”. Pada 300 tahun kemudian
dunia barat berkenalan dengan angka nol dan mengadopsi angka-angka Arab.
Begitu pula seorang syekh Abu Wafa’
wafat tahun 997 M, beliau berhasil menghasil mengembangkan Trigonometri
dan Geometri bola. ia pula yang menemukan variasi-variasi dalam gerakan
bulan. Juga nama al-Biruni wafat tahun 108, telah berhasil membuat alat
ukur garis bujur dan garis lintang bumi yang sangat teliti sampai tiga
desimal. Dan masih banyak lagi prestasi ilmiah yang telah dicapai oleh
dunia islam dan tokoh muslim dalam berbagai disiplin ilmu Sains dan
Teknologi baik ilmu kedokteran, sosial , sejarah, seni, kesastraan
argumen, retorika, nalar, hingga Arkeologi dan Etnologi, Penjelajahan,
Geografi, perencanaan kota,maupun Arsitektur dan banyak lainnya.
Itulah potret abad kemasan peradaban
Islam yang bermula pada abad kelima dari masa kekholifahan Abbasiyah.
Semua itu bermula dari yang diajarkan oleh baginda Nabi kepada para
sahabatnya di lembaga pendidikan paling tua dan pertama yang beliau
bangun yaitu pondok pesantren yang berada diteras (suffah) Masjid beliau dengan kurikulum utama “tafaqquh fid-din”.
sumber : http://langitan.net/?p=3061
0 komentar:
Posting Komentar