Pondok Pesantren Annuqayah Sumenep

Jakarta - Pondok Pesantren Annuqayah berada di desa Guluk-Guluk, Kecamatan Guluk-guluk Kabupaten Sumenep, kabupaten paling timur di pulau Madura. Pesantren yang berdiri pada tahun 1887 ini didirikan oleh KH Moh Syarqawi.

Pesantren ini berdiri di tengah wilayah yang tak memberikan harapan hidup layak bagi warganya. Seperti yang dikutip dari pondokpesantren.net Kementerian Agama, Selasa (2/7/2013), Desa Guluk-guluk memiliki susunan tanahnya berupa batu-batu kapur, tanah mediteran ditambah dengan curah hujan yang rendah.

Sejak tahun 1978, pemberdayaan masyarakat telah menjadi obsesi Pondok Pesantren Annuqayah terutama melalui pengembangan ekonomi masyarakat. Kegiatan ini menjadi pilihan dakwah bil hal pesantren. Hal itu muncul setelah melihat kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar pesantren sangat memprihatinkan.

Pengembangan masyarakat dilaksanakan oleh Biro Pengabdian Masyarakat Pondok Pesantren Annuqayah (BPM-PPA). Dalam pembinaannya BPM membentuk kelompok-kelompok masyarakat binaan yang terdiri dari petani, pengrajin dan pedagang kecil dengan memberikan pendidikan pola-pola pertanian inovatif, ketrampilan dan bentuk-bentuk kerajianan baru, serta kridit bahan pertanian dan insentif modal tanpa bunga.

Di samping itu, secara intensif BPM memanfaatkan media-media komunikasi tradisional masyarakat seperti pengajian dan sebagainya untuk menyampaikan misi-misi pembinaannya. Melalui media ini proses komunikasi tampak sangat efektif, sebab mengenai kegiatan keagamaan yang terbentuk di desa-desa memiliki kaitan emosional dengan para kiai-kiai sepuh pesantren Annuqayah sejak pertama kali dibukanya pengajian untuk masyarakat umum oleh kiai pada masa awal berdirinya pesantren Annuqayah.

Pesantren Annuqayah berkembang menjadi pesantren federal. Pesantren ini mengelola 26 pesantren daerah yang memiliki kewenangan yang otonom. Masing-masing memiliki kiai, ustadz, santri, pondok, mushalla/masjid, serta tata aturan sendiri-sendiri. Akan tetapi, setiap daerah membawa satu bendera atas nama Annuqayah.

Secara umum lembaga pendidikan formal di Pondok Pesantren Annuqayah merupakan perpaduan antara model dan sistem pendidikan klasikal-tradisional dan sistem modern. Mereka mempertahankan tradisi keilmuan salafiyah yang dipadukan dengan pola dan metode modern yang dianggap masih relevan.

Pesantren ini awalnya berupa madrasah secara sederhana, sehingga mencapai 3 (tiga) kelas, yang kurikulumnya kira-kira sederajat dengan tingkat Madrasah Tsanawiyah. Sistem madrasah salafi kemudian berubah menjadi pendidikan madrasah formal yakni Madrasah Tsanawiyah pada tahun 1951.

Pada perkembangan, di bawah pimpinan KH M Amir Ilyas, Madrasah Tsanawiyah diubah menjadi Madrasah Muallimin (4 tahun). Kemudian pada tahun 1967 disempurnakan menjadi Madrasah Muallimin lengkap (6 tahun). Namun akhirnya, untuk menyesuaikan dengan peraturan pemerintah, pada tahun 1979 Madrasah Muallimin lengkap diubah menjadi Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah, sehingga pada tahun itu pula ada 3 tingkatan pendidikan (madrasah) di Annuqayah yaitu, MI, MTs dan MA.

Dalam perkembangan selanjutnya, pada Oktober 1984 Annuqayah mendirikan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) dengan satu fakultas, yakni syariah. Pada 5 September 1986, PTAI ini diubah menjadi STISA (Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Annuqayah). Kemudian pada tahun berikutnya Pondok Pesantren Annuqayah membuka satu fakultas baru yaitu fakultas Tarbiyah dengan nama STITA (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Annuqayah).

Pada tahun 1996, STISA dan STITA dijadikan satu sekolah tinggi, dengan nama Sekolah Tinggi Agama Islam dengan status terakreditasi pada bulan November 2000.

Pada tahun 1986, semakin lengkaplah jenjang pendidikan yang ada di Pondok Pesantren Annuqayah dengan didirikannya Taman Kanak-kanak "Bina Anaprasa" dengan bekerjasama dengan PKBI dan Japan Internasional Exchange of Culture (JIEC)

Dari semua jenjang pendidikan formal yang ada di Annuqayah, sebagian besar memakai kurikulum Departemen Agama (Depag) yang diakomodasikan dengan kurikulum Pondok Pesantren Annuqayah.

Tanpa meninggalkan tradisi kepesantrenan, Pondok Pesantren Annuqayah terus mengembangkan tradisi pendidikan wetonan dan sorogan pada jam-jam di luar pendidikan formal, yaitu dengan pengajian kitab klasikal.

sumber : detik.com


Nama Anda
New Johny WussUpdated: 18.36.00

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
template SEO

Random Post

CB