Belajar Ilmu Tauhid

Suatu hari saya berdiskusi dengan seorang guru di sela sela undangan menghadiri sebuah akad nikah, tentang kitab yang akan dipakai untuk pelajaran ilmu kalam atau ilmu tauhid di MA Kelas Agama. Beliau bercerita bahwa kitab yang dianjurkan oleh pemerintah adalah kitab al Hushunul Hamidiyyah. Saya mengatakan bahwa kitab tersebut memang bagus untuk melatih kemampuan berdalil naqli dan aqli, namun mengingat jam pelajaran yang hanya sedikit dan materi kitab tersebut cukup tebal dan padat, agak sulit kiranya untuk mengkhatamkan dan mengajarkannya secara sempurna. 

Saya juga bercerita bahwa di beberapa pondok di tingkat MA kitab ilmu kalamnya memang memakai kitab tersebut. Hanya saja targetnya memang mengajarkan kitab, tak seperti kurikulum kita yang biasanya menargetkan pemahaman pemahaman dalam standar kompetensi yang telah ditetapkan. Jika kita memakai kitab al Hushunul Hamidiyyah namun kurikulum ilmu kalam masih seperti dalam kurikulum sekarang sepertinya akan ada kesulitan mencocokkan tujuan pembelajaran dengan materi pembelajaran, kecuali jika pola pembelajaran dan kurikulumnya mengikuti pola di pesantren,

Ada banyak kitab yang membahas ilmu kalam, dari yang sederhana dalam berdalil dan ini cocok untuk kelas awam seperti kitab Aqidatul Awamm dengan syarhnya (Nurudh Dholam yang ditulis Syaikh Nawawi al Bantani, atau syarh Sayydi Muhammad al Maliki yang ditulis KH. M. Ihya' Ulumiddin. Syarh Sayyid al Maliki ini ringkas, sederhana, dan mudah diajarkan) sampai yang menjelaskan teori ilmu kalam sampai rinci dan kadang membingungkan seperti kitab Dasuqi. Adapun saya sendiri, saya bilang pada guru tersebut, kitab ilmu tauhid favorit saya adalah kitab al Hikam karya Ibn AthoilLah as Sakandari.

al Hikam memang luar biasa. Rekomendasi seorang guru pada saya di tahun 1995, agar saya baca dan pelajari. Semoga Allah menambahkan ilmu, menganugerahkan pemahaman dan memberikan kemampuan mengamalkan.

sumber : https://www.facebook.com/ahmad.halimy.5?fref=nf