Oleh : KH. Alawy Aly Imron
Fakta I : Buku “Canon of Medicine”, atau “KitabAl-Qonun”, magnum opus
adikarya Ibnu Sina (Avicena) selama 600 tahun adalah referensi utama
dunia kedokteran di Eropa.
Fakta II: Perpustakaan Kekhalifahan Umavid di Cordova pada masa itu
memiliki koleksi 400.000 judul buku (versi lain, 1 Juta judul buku), dan
perpustakaan ini adalah satu di antara 70 perpustakaan lain di Cordova,
pada saat perpustakaan terbesar di Eropa (selain Andalusia) hanya
mempunyai 400 koleksi buku saja.
Fakta III: harus kita ketahui, bahwa Peradaban Barat (termasuk Amerika)
yang sangat maju saat ini itu, tidak pernah berdiri kecuali setelah
mereka melakukan gerakan transliterasi besar-besaran terhadap buku-buku
berbahasa Arab ke bahasa mereka sejak abad 16. Khususnya buku-buku yang
terdapat di Andalusia dan Iraq. Lewat pondasi ini terjadilah revolusi
ilmiah, kebudayaan dan industri yang mengubah Eropa secara frontal, dan
berikutnya Amerika.
Fakta IV: Dunia Islam mulai mengalami kemunduran pelan namun pasti secara
ilmiah sejak abad 14. Tak ada lagi penemuan-penemuan penting ataupun
inovasi baru. Umat mulai disibukkan dengan berbagai perselisihan
golongan yang tak perlu.
Fakta V: Jumlah buku yang ditranslit ke da[am bahasa Arab sepanjang 1000
tahun lebih sedikit daripada jumlah buku yang ditranstit ke dalam
bahasa Spanyol di Spanyol dalam tempo satu tahun saja.
Fakta VI: Ayat pertama yang turun kepada Nabi Muhammad, sekaligus ayat penanda perubahan untuk menuju kemajuan, adalah:
“Iqro’ bismi Robbik”... bacalah, dengan nama Tuhanmu...
Maka, jika memang kita ingin mengembalikan lagi kejayaan Islam yang kita
impikan selama ini, syarat pertama adalah ummat harus terlebih dahulu
suka membaca dan banyak membaca apa saja. Sebab kebangkitan peradaban di
manapun, permulaannya adalah cinta membaca dan gemar melakukan
penelitian.
Hukum alam yang telah ditetapkan. Dan hal yang menyedihkan saat kita
menemukan fakta bahwa membaca saat ini bukanlah bagian penting dan
kebiasaan dasar sebagian besar pemuda muslim di belahan dunia manapun.
Berbeda sekali dengan di Amerika atau Jepang misalkan, di mana-mana
terlihat orang membaca, semua memegang buku; di Bandara, di Trem, di
Bis, di Restoran, di pantai, bahkan sambil berjalan di trotoar.mayoritas
membawa buku untuk dibaca saat waktu luang. Belum jika kita melihat
Perpustakaan Kongres di Amerika yang mengkoleksi puluhan juta buku dan
terbuka untuk umum.
Kita? Ada orang membaca buku di transportasi umum adalah sesuatu yang sangat asing dan terlihat sangat mencolok.
Hal yang menyedihkan jika ayat yang turun pada Nabi Muhammad justru
prakteknya saat ini terbalik pada ummatnya. Malah ummat lain yang gemar
membaca, sementara ummat Islam minim sekali yang suka membaca. Maka,
pada generasi muda muslim saat ini ada tanggungjawab di pundaknya, yaitu
mengembalikan tradisi kegemaran membaca, cinta ilmu, dan cinta mencari
ilmu.
Akhir catatan, sekali lagi kita harus tahu, bahwa kemajuan peradaban
Barat saat ini tidak datang begitu saja dan secara tiba-tiba, dan kita
juga harus sadar bahwa mengembalikan lagi peradaban Islam juga tidak
bisa secara tiba-tiba dalam sehari semalam saja. Tetapi metalui mencari
ilmu dahulu, balk ilmu agama ataupun umum, sekaligus tuntutan
mempraktekkan ilmu itu di kehidupan nyata.
Kata Rosul, “Seseorang yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka oleh Allah dimudahkan baginya jalan menuju surga.” (*)
Sumber : Majalah Mafahim edisi 14
MengembaIikan Tradisi Gemar Membaca
Nama Anda
New Johny WussUpdated: 16.06.00


0 komentar:
Posting Komentar